Blogroll

About

CO-WORKING SPACE DI INDONESIA



CO-WORKING SPACE DI INDONESIA

1. Pengertian Co-Working Space
Co-working space adalah sebuah jaringan antar berbagai ruangkerja (workspace) di seluruh dunia, sebuah tempat bersuasana cafe dimana berbagai komunitas pekerja-berorientasi-hasil (ROW, result-oriented-worker, sebagai kebalikan dari pekerja time-oriented-worker seperti pekerja pabrik yang kinerjanya diukur dari kepatuhannya terhadap jam kerja tradisional) seperti pengembang software, arsitek, seniman, pengajar, wartawan, bahkan mahasiswa bekerja dan berkolaborasi.

2. Perkembangan Start Up Company di Indonesia
Perkembangan Startup di Indonesia bisa dikatakan cukup pesat dan menggembirakan. Setiap tahun bahkan setiap bulan banyak founder-founder (pemilik) Startup baru bermunculan. Sekarang ini terdapat setidaknya lebih dari 1500 Startup lokal yang ada di Indonesia. Potensi pengguna internet Indonesia yang semakin naik dari tahun ke tahun tentunya merupakan suatu lahan basah untuk mendirikan sebuah Startup.
Berdasarkan beberapa riset, pada tahun 2013 saja diperkirakan pengguna internet di Indonesia mencapai 70 juta orang, bisa dibayangkan berapa jumlah user internet Indonesia beberapa tahun kedepan. Selain itu daya beli masyarakat yang meningkat seiring dengan naiknya pendapatan perkapita masyarakat negeri ini ikut mempengaruhi perkembangan industri digital.
Startup di Indonesia digolongkan dalam tiga kelompok yaitu Startup pencipta game, Startup aplikasi edukasi serta Startup perdagangan seperti e-commerce dan informasi. Akan tetapi Startup game dan aplikasi edukasi punya pasar yang potensial dan terbuka di Indonesia. Hal ini dikarenakan proses pembuatan game dan aplikasi edukasi relatif mudah.
Dengan berkembangnya media sosial dan smartphone, pasar untuk mobile game dan social game semakin besar. Sementara itu untuk aplikasi atau website yang bergerak di bidang e-commerce dan informasi, tantangan yang di hadapai oleh start up nya di Indonesia masih cukup besar dikarenakan masih minimnya penggunaan kartu kredit. Namun untuk Startup yang menganai informasi atau berita berbagai tema, perkembangannya justru jauh lebih pesat lagi.
Di Indonesia sekarang ini telah banyak berdiri komunitas founder-founder Startup. Seperti Bandung Digital Valley (bandungdigitalvalley.com), Jogja Digital Valley (jogjadigitalvalley.com), Ikitas (www.ikitas.com) Inkubator Bisnis di Semarang, Stasion (stasion.org) wadah bagi Startup lokal kota Malang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Dengan adanya komunitas ini tentunya akan memudahkan para founder untuk saling sharing, membimbing bahkan untuk menjaring investor. Para founder dapat pula mengikuti kompetisi yang diadakan oleh beberapa perusahaan seperti Telkom untuk menjadi investor mereka.
Hal yang paling utama untuk mendirikan Startup adalah tim yang solid, karena dengan adanya tim yang solid bisa memunculkan ide-ide baru yang kreatif dan inovatif. Dengan ide dan eksekusi yang tepat, tentunya para founder tidak akan kesulitan menarik minat masyarakat maupun mencari investor.

3. Ulasan Profil Jogja Digital Valley

JOGJA DIGITAL VALLEY


JOGJA DIGITAL VALLEY merupakan co-working space kedua yang dibangun oleh TELKOM setelah BANDUNG DIGITAL VALLEY untuk melengkapi ekosistem kreatif digital, JOGJA DIGITAL VALLEY diresmikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan HB X pada tanggal 21 Agustus 2013. JOGJA DIGITAL VALLEY berlokasi di Jalan Kartini No 7, Sagan, Yogyakarta. Tempat ini memiliki luas 800 meter persegi, fasilitas yang tersedia di ruangan ini adalah gadget room, management room, cafe, meeting room, toilet, mushola, dan private room. Co-working space ini bisa menampung sampai 50 orang. Jam operasional JOGJA DIGITAL VALLEY ini dibuka pada hari Senin - Jum’at pukul 09.00-20.00 WIB sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu libur. Untuk menikmati fasilitas di JOGJA DIGITAL VALLEY harus mendaftar member terlebih dahulu di www.jogjadigitalvalley.com/register (www.jogjadigitalvalley.com) dengan biaya FREE alias GRATIS.
Pendirian JOGJA DIGITAL VALLEY bertujuan untuk meningkatkan akselerasi jumlah pengembang untuk games, edutainment, music, animation dan software services khususnya di kota Yogyakarta dan sekitarnya. JOGJA DIGITAL VALLEY akan menjadi wadah yang sangat strategis bagi potential individual developer dan startup companies yang men-supply creative content untuk IT product dan service yang akan ditawarkan secara aktif ke IT market yang sedang booming saat ini salah satunya melalui jaringan distribusi online dan offline yang dimiliki TELKOM di seluruh Indonesia dan negara lain. Saat ini TELKOM telah menjangkau lebih dari 150 Juta Pelanggan, 220 Ribu Perusahaan skala Kecil, Menengah dan Besar, serta memiliki bisnis di 10 negara lainnya. TELKOM menginvestasikan Rp 10 miliar selama tiga tahun ke depan untuk JOGJA DIGITAL VALLEY. Setelah Bandung dan Yogyakarta, TELKOM juga berencana membangun Digital Valley di kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, dan Bali.


Misi dan Tujuan Jogja Digital Valley
Dalam jangka pendek, Jogja Digital Valley akan memberikan bimbingan baik dari segi teknis dan bisnis dalam pengembangan solusi berbasis konten dan aplikasi yang dapat bermanfaat baik bagi masyarakat maupun industri. Pendampingan teknis akan diberikan dalam bentuk pembelajaran maupun asistensi dalam melakukan pengembangan aplikasi, sosialisasi terhadap trend yang berkembang, melakukan pengujian aplikasi dan lain-lain. Bimbingan bisnis akan diberikan dalam bentuk pembelajaran bisnis seperti analisa peluang pasar, pembuatan business model, asistensi cara menjual dan lain-lain.
Dalam melaksanakan misi tersebut, Jogja Digital Valley dikelola secara profesional oleh MIKTI (Masyarakat Industri Kreatif TIK Indonesia), sebuah organisasi nirlaba yang memiliki misi untuk mendorong pertumbuhan industri kreatif digital di Indonesia. Dengan kolaborasi antara TELKOM dan MIKTI yang beranggotakan para profesional dan wirausaha di bidang industri kreatif digital di Indonesia, diharapkan benefit yang diberikan kepada komunitas pengembang menjadi lebih optimal.
Dalam jangka panjang Jogja Digital Valley mempunyai misi untuk mendorong dan mempercepat swasembada ICT khususnya aplikasi dan konten sehingga diharapkan ke depan seluruh kebutuhan aplikasi dan konten mayoritas akan terpenuhi oleh pengembang dalam negeri, selain itu kita juga mulai dapat tampil di regional dan internasional.

4. Ulasan Komentar mengenai Jogja Digital Valley


            Menurut pendapat saya tata ruang pada Jogja Digital Valley menggunakan tiga asas yaitu asas jarak terpendek, rangkaian kerja, dan penggunaan segenap ruang. Ruangan tersebut menggunakan asas jarak terpendek karena jaraknya antara ruangan satu dengan yang lainnya saling berdekatan dan tidak memerlukan waktu yang banyak untuk menempuhnya. Mengenai asas rangkaian kerja ruangan tersebut sudah tertata sejalan, alat-alat kerjanya tertata rapi dan ditaruh secara berderet-deret, untuk yang mau menuju ke beberapa ruangan sudah tersedia sesuai dengan urutan rangkaian kerja dan sudah sesuai pada letak tempatnya. Mengenai asas penggunaan segenap ruang, ruangan tersebut sudah mempergunakan sepenuhnya ruang yang ada terutama pada ruang vertikal yakni pada dinding, didinding terlihat ada berbagai macam desain menarik yang berupa gambar dan hiasan dan mayoritas dari desain dinding tersebut diletakkan pada dinding kosong yang luasnya besar.
            Untuk tata ruang pada Jogja Digital Valley menggunakan tata ruang gabungan karena terdapat ruangan yang sebagian terbuka misalnya ruang gadget, mushola, dan cafe, serta sebagian lagi ruangannya tertutup misalnya toilet, ruang management, ruang meeting dan ruang privasi.
            Dalam hal penyusunan perabot pada Jogja Digital Valley telah tersusun dengan baik dan rapi, semua meja dan kursi pada setiap ruangan disusun membentuk garis lurus menghadap ke jurusan yang sama, sedangkan perabot lainnya seperti lemari dan rak diletakkan pada setiap sudut ruangan dan tidak mengganggu lalu lalang para pegawai yang ingin melintasi ke setiap ruangan yang ada pada Jogja Digital Valley.

           Dalam hal persyaratan lingkungan fisik, Jogja Digital Valley sudah menerapkan persyaratannya dengan baik. Dalam segi kebersihan, di setiap ruangan yang ada terlihat semua bangunan, perlengkapan, dan perabotannya dipelihara dengan bersih. Suhu udara pada setiap ruangan terasa sejuk dan segar karena semua ruangan mempunyai ventilasi udara yang baik serta dilengkapi dengan AC yang dapat mengoptimalkan suhu ruangan jika udara terasa panas. Untuk penerangan cahaya sebagian besar ruangan menggunakan cahaya langsung dengan sumbernya yang berasal dari sinar matahari dan penerangan lampu. Untuk fasilitas kesehatan, tidak semua ruangan memilikinya dan hanya ruangan tertentu yang memiliki fasilitas kesehatan tersebut. Warna pada setiap ruangan di Jogja Digital Valley sebagian besar menggunakan warna pokok, diantaranya pada dinding yang menggunakan warna kuning dan pada desain ruangan yang menggunakan warna merah, kuning, dan biru sedangkan warna lantai menggunakan warna pokok dan sekunder yakni warna merah, hitam, dan putih. Dan terakhir dalam hal suara, pada setiap ruangan di Jogja Digital Valley suara yang dihasilkan selalu ada perbedaan antara ruang yang satu dengan yang lainnya. Untuk ruangan yang memiliki suara kondusif, ruangan tersebut sebagian besar bermodel ruangan tertutup seperti ruang meeting dan ruang management karena ruangan tersebut memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan para pegawai dituntut agar selalu kondusif, sementara ruangan yang memiliki suara yang gaduh sebagian besar adalah ruangan yang memiliki model ruangan terbuka seperti ruang gadget dan cafe, karena di ruangan tersebut merupakan pusat tempat untuk berkumpul dan berkomunikasi bagi para pegawai.

0 Response to "CO-WORKING SPACE DI INDONESIA"

Posting Komentar

wdcfawqafwef